Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi, karena mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang serta memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Namun, tidak selalu memungkinkan bagi ibu untuk menyusui langsung setiap saat, terutama jika ibu bekerja atau memiliki aktivitas lain yang membuatnya harus memerah ASI. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mengetahui cara menyimpan ASI yang tepat agar kualitasnya tetap terjaga dan aman dikonsumsi oleh bayi.
Artikel ini akan membahas berapa lama ASI bisa disimpan, serta bagaimana cara penyimpanan yang benar agar ASI tetap aman dan nutrisinya tidak rusak.
Berapa Lama ASI Bisa Disimpan?
Masa penyimpanan ASI tergantung pada suhu dan cara penyimpanannya. Berikut adalah panduan umum tentang lama waktu penyimpanan ASI berdasarkan kondisi penyimpanan:
- Suhu Ruangan (25°C atau lebih rendah)
ASI yang baru diperah bisa disimpan pada suhu ruangan selama 4 hingga 6 jam. Namun, sebaiknya segera disimpan di dalam kulkas atau freezer jika tidak akan langsung digunakan.
- Kulkas (Suhu 4°C atau lebih rendah)
ASI bisa disimpan di dalam kulkas hingga 4 hari. Pastikan ASI disimpan di bagian dalam kulkas, bukan di pintu, untuk menjaga suhu yang lebih stabil.
- Freezer (Suhu -18°C atau lebih rendah)
ASI yang disimpan di freezer bisa bertahan hingga 6 bulan, meskipun beberapa ahli mengatakan ASI masih layak dikonsumsi hingga 12 bulan. Namun, semakin lama disimpan, kualitas ASI dapat berkurang, terutama kandungan lemak dan vitaminnya.
- Freezer dengan Suhu Sangat Rendah (Suhu -20°C atau lebih rendah)
Jika menggunakan freezer dengan suhu yang sangat rendah, seperti yang ditemukan pada freezer khusus atau lemari pendingin besar, ASI bisa disimpan hingga 12 bulan dengan kualitas yang lebih baik.
Cara Penyimpanan ASI yang Tepat
Agar ASI tetap segar dan aman untuk bayi, penting untuk mengikuti langkah-langkah penyimpanan yang tepat. Berikut adalah panduan cara menyimpan ASI yang benar:
- Menggunakan Wadah yang Tepat
- Pilih Wadah yang Bersih dan Aman
ASI harus disimpan dalam wadah yang steril dan aman untuk makanan. Gunakan botol kaca, plastik yang bebas BPA (Bisphenol-A), atau kantong khusus untuk ASI. Hindari menggunakan botol plastik biasa yang tidak dirancang untuk penyimpanan ASI.
- Beri Label pada Wadah
Setelah memerah ASI, segera beri label pada botol atau kantong dengan tanggal dan waktu pemompaan. Ini penting agar Anda tahu berapa lama ASI sudah disimpan dan bisa menggunakan ASI yang lebih lama disimpan terlebih dahulu.
- Jangan Isi Wadah Terlalu Penuh
Jika Anda menyimpan ASI di kantong atau botol, jangan isi terlalu penuh karena ASI akan mengembang ketika dibekukan. Sisakan sedikit ruang di bagian atas wadah untuk mencegah pecah atau bocornya wadah.
- Menyimpan di Tempat yang Tepat
- Tempatkan ASI di Bagian Dalam Kulkas atau Freezer
Jangan simpan ASI di pintu kulkas atau freezer, karena suhu di bagian ini cenderung berubah-ubah saat pintu dibuka. Simpan di bagian dalam untuk menjaga kestabilan suhu.
- Buat Porsi Kecil
Simpan ASI dalam porsi kecil, misalnya 60-120 ml, sesuai dengan kebutuhan satu kali minum bayi. Ini akan membantu mengurangi pemborosan jika ASI tidak habis diminum.
Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI
Setelah ASI disimpan di kulkas atau freezer, penting untuk mengetahui cara mencairkan dan menghangatkannya sebelum diberikan kepada bayi. Berikut langkah-langkah yang tepat:
- Mencairkan ASI Beku
- Mencairkan di Kulkas
Cara terbaik untuk mencairkan ASI beku adalah dengan memindahkannya dari freezer ke kulkas semalam sebelumnya. Proses pencairan yang perlahan ini akan menjaga kualitas ASI.
- Mencairkan dengan Air Hangat
Jika perlu mencairkan ASI dengan cepat, Anda bisa meletakkan wadah ASI beku dalam semangkuk air hangat. Jangan menggunakan air panas atau microwave, karena ini dapat merusak nutrisi dalam ASI dan menyebabkan panas yang tidak merata.
- Menghangatkan ASI
- Setelah ASI cair, Anda bisa menghangatkannya dengan cara merendam botol atau kantong ASI dalam air hangat. Pastikan untuk tidak menggunakan microwave, karena microwave bisa menyebabkan bagian tertentu dari ASI menjadi terlalu panas dan berpotensi membakar mulut bayi.
- Sebelum memberi ASI pada bayi, kocok perlahan wadah ASI untuk memastikan lemak yang mungkin terpisah tercampur dengan baik. Periksa suhu ASI dengan meneteskan sedikit di pergelangan tangan Anda; ASI harus terasa hangat, bukan panas.
Apakah ASI yang Telah Dipanaskan Bisa Disimpan Kembali?
ASI yang telah dipanaskan sebaiknya tidak disimpan kembali. Jika ASI sudah berada di suhu ruangan lebih dari dua jam setelah dipanaskan, sebaiknya dibuang. Bakteri dapat berkembang di dalam ASI yang telah dipanaskan dan dibiarkan dalam suhu ruangan terlalu lama, sehingga tidak aman lagi untuk dikonsumsi.
Tanda-tanda ASI Sudah Tidak Layak Dikonsumsi
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa ASI tidak lagi layak untuk diberikan pada bayi:
- Bau yang Asam atau Tidak Sedap
ASI yang sudah basi biasanya akan memiliki bau asam yang tajam. Jika ASI berbau tidak enak, sebaiknya segera dibuang.
- Perubahan Warna yang Drastis
Meskipun ASI bisa mengalami sedikit perubahan warna tergantung pada makanan yang dikonsumsi ibu, perubahan warna yang drastis bisa menjadi tanda bahwa ASI sudah tidak layak.
Menyimpan ASI dengan benar sangat penting untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga dan aman untuk diberikan kepada bayi. ASI bisa disimpan dalam suhu ruangan selama beberapa jam, di kulkas hingga 4 hari, dan di freezer hingga 6 bulan atau lebih tergantung pada kondisi penyimpanan. Pastikan untuk selalu menggunakan wadah yang bersih dan steril, mencairkan ASI dengan cara yang benar, dan membuang ASI yang sudah terlalu lama disimpan atau tidak layak. Dengan cara penyimpanan yang tepat, Anda dapat memastikan bayi mendapatkan nutrisi terbaik dari ASI, kapan pun dibutuhkan.